New Design

Recent Post

Kamis, 29 November 2012
Misteri: Ritual Gaib Untuk Kekasih Tercinta

Misteri: Ritual Gaib Untuk Kekasih Tercinta

Malin merupakan pemuda yang sangat baik dan bisa menghargai teman apalagi kaum hawa. Namun sifat baik tak selamanya dihargai manusia di zaman sekarang ini. Hidup materialistis telah membutakan mata hati sebagian orang di zaman ini. Setidaknya itulah yang dirasakan Malin yang kebetulan teman penulis.
Hanya karena belum punya pekerjaan tetap, cinta yang telah lama dirajut, kandas diterjang ombak kehidupan. Masih segar dalam ingatan Malin, akan keindahan sebuah cinta yang terjalin dengan seorang dara, sebut saja bernama Rena.
Hari-hari mereka lalui, bak dunia milik berdua nyaris tanpa permasalahan “Uda…Rena sungguh beruntung mendapatkan laki-laki seperti Uda yang sangat baik dan penuh pengertian.” Kata Rena setengah merayu.
“Uda pun merasa beruntung mendapatkan wanita seperti Rena. Sudah cantik wajahnya, keibuan lagi..” Balas Malin tak kalah romantisnya.
Setelah berjalan beberapa tahun dan berbagai masalah pun dapat mereka atasi bersama. Sepanjang jalan, akhirnya sampailah kami pada gerbang petaka yang mampu merobek jaring cinta yang selama ini kami rajut dengan benang kasih sayang dengan renda saling percaya.
Orang tua Rena yang selama ini baik, tiba-tiba sangat membenci Malin. Karena mengetahui kalau Malin belu mapam kehidupannya alias pengangguran. Rena yang tidak tahu apa-apa ikut menanggung akibatnya.
Tanpa sepengetahuan Rena, mamanya telah menemui salah seorang dukun. Melalui perantara dukun ini, pikiran Rena dicuci sehingga ia lupa akan diri Malin, orang yang selama ini sangat dicintainya.
Karena sedikian lama tidak bertemu, rasa rindu dan kangen pun berkecamuk dalam dada Malin. Rasa rindu yang begitu mendalam tidak dapat lagi ditahan Malin. Dengan keberanian yang dimilikinya, Malin pun mendatangi kediaman Rena sekedar melepaskan rasa rindu yang selama ini telah menyiksa perasaannya.
“Heh…Malin! Anak saya tidak mencintai kamu…kenapa masih berani datang ke sini! Apa kamu sudah gila…” kata orang tua Rena dengan angkuhnya.
Sungguh panas rasa hati Malin mendapatkan kata-kata yang begitu menghina dirinya. Malin yang selama ini baik dan penyabar, tidak dapat menerima perkataan yang dilontarkan orang tua Rena. Ibarat kata pepatah “sudah luka…disiram air garam pula”.
“Dia telah mengatakan gila. Oleh karena itu, ia harus bermenantukan orang gila ini!” kata Malin membantin.
Tidak ada kayu jenjang di keeping, tidak ada rotan akar pun jadi. Setidaknyanya pribahasa inilah yang terpatri di hati Malin. Berangkat dari rasa sakit hati, Malin menemui seorang rekannya, sebut saja bernama Bahar. Melalui petunjuk Bahar, Malin mulai ritual yang dianggapnya mampu mengembalikan sang pujaan hatinya.
Ritual yang dimulai dengan memasukan garam yang telah diberi mantera kedalam mulut ayam yang sedang mengerami telurnya. Setelah itu, Malin di suruh mencabut bulu liar ayam tersebut. Ini dimaksudkan mencabut sifat Rena yang telah berani melupakannya.
Setelah beberapa hari ritual yang dilakukannya pun selesai. Namun setelah dua puluh satu hari dimana batas waktu yang ditentukan belum juga ada tanda-tanda kalau Rena akan menemui saya. Sadar ritual yang dijalaninya gagal, Malin pun bertandang ke rumah penulis.
Saya yang merasa kasihan, mencoba menghibur dan memberikan pandangan terhadap Malin.
“Jujur, saya sangat kehilangan dan tiap malam selalu teringat Rena. Tolonglah…bantu saya.” Harap Malin kala itu.
Karena Malin tampaknya telah bulat tekadnya, sayapun mengantar Malin kepada salah seorang teman yang mengerti akan ilmu gaib. Oleh teman saya yang bernama Rajo Intan, Malin disuruh menyediakan minyak misik, limau purut dan benang tujuh ragam.
Dengan media beda tersebut, Rajo Intan mulai melakukan ritual penarikan sukma Rena agar kembali mencintai Malin. Setelah di rituali, sebagian benda tersebut disuruh di tanam dimana Rena akan lewat. Sebagian lagi di suruh ditanam di persimpangan yang banyak dilalui orang.
Kali ini, Malin pun melakukan apa yang disuruh Rajo Intan demi kembalinya sang kekasih yang begitu dicintainya. Setelah beberapa hari, Malin pun kembali terbentur pada tembok kegagalan.
“Lin, bukan saya beralasan. Tapi Rena telah dipagari oleh orang tuanya. Rasanya sulit ditembus oleh satu orang.” Kata Rajo Intan sedikit memberi pengertian terhadap Malin.
“Lantas? Jalan apa yang harus dilakukan?” Kata Malin dengan penuh harapan.
“Uda nanti akan coba meminta bantuan pada guru Uda yang di Solok. Agar lebih mudah membobol pagar gaib yang dipasang ditubuh Rena,” jawab Rajo Intan memberi sedikit harapan pada Malin.
Dua hari berikutnya, Malin di suruh Rajo Intan ke Cupak yang terletak di daerah Solok untuk menemui salah seorang guru Rajo Intan, sebut saja bernama Rajo Sati. Rajo Sati pun mulai melakukan berbagai ritual untuk mengembalikan Rena kepangkuan Malin dan selain itu Malin pun diberi sebuah zimat untuk pagar diri kalau ada serangan balik dari pihak orang tua Rena.
Entah sudah berapa uang dan waktu yang dihabiskan Malin hanya untuk sebuah kata yakni CINTA. Tanpa terasa, waktu yang di tentukan Rajo Sati pun sampai. Namun sejauh ini tidak juga ada tanda-tanda kalau Rena akan menemui Malin. Ini sungguh sebuah pukulan yang telak mengenai hati sanubari Malin, sehingga sempat membuat Malin seperti kapal tanpa haluan.
Sungguh berat penderitaan batin yang dialami oleh Malin. Sampai-sampai sempat terlintas dalam pikirannya, kalau hidup ini tak berarti lagi. Penulis yang paham kondisi Malin, mencoba memberi semangat dan saran agar  jangan sampai patah arang. Sehingga berujung ke jalan yang dilarang agama.
Untung kata-kata penulis didengarkan oleh Malin sehingga bisa membuat penulis sedikit lega. Suasana ini berlangsung satu bulan lebih lamanya dimana wajah Rena tidak lagi menari di pelupuk mata malin.
Sayang, suasana yang kondusif ini kembali mengalami goncangan yang hebat. Setelah mendengarkan hasutan dari salah seorang teman Malin. “Lin, kok mau saja melupakan Rena. Dia kan telah menyakitimu. Seharusnya kamu itu bisa membuat dia bertekuk lutut dihadapanmu!” Kata teman Malin di kala itu.
Kata-kata dari teman Malin ini sungguh sangat luar biasa. Malin yang mulai melupakan Rena, kembali menjadi haus akan cinta seorang gadis yakni Rena. Namun sebelum melangkah, kembali Malin menemui penulis, untuk bertukar pikiran akan masalah yang dihadapinya.
Waktu bertandang inilah, tanpa sengaja Malin melihat tumpukan Majalah di rak buku penulis. Majalah yang tak lain yakni Majalah Misteri yang menjadi bacaan penulis dikala waktu senggang.
Saat membolak-balik majalah ini, Malin tertarik dengan salah seorang paranormal yang mengiklankan ilmu pengasihnya. Demi menjaga privasi paranormal dimaksud, sengaja namanya tidak penulis tulis.
Penulis yang sadar akan sebuah bahasa iklan mencoba menasehati Malin agar jangan termakan bahasa iklan yang banyak dibumbui fatamorgana. Sayang, tanpa sepengetahuan penulis, Malin melaksanakan niatnya dan menghubungi paranormal yang dimaksud.
Paranormal tersebut menyarankan agar menggunakan Aji Puter Giling untuk menarik kembali sukma Rena. Ilmu yang telah dipindahkan pada selembar kain merah berbentuk rajahan ditambah dengan sebuah keris kecil sebagai penajamnya. Melalui petunjuk paranormal tersebut, Malin pun mulai melakukan ritual yang diberikan oleh paranormal dimaksud.
Ritual yang dimulai dengan memasukkan foto Malin dan Rena, kemudian keris kecil tersebut dibungkus dengan kain rajahan Aji Puter Giling. Setelah dibungkus, baru ditanam ke dalam tanah dan ritual pun selesai.
Setelah dua minggu berjalan tidak juga ada tanda-tanda kalau ritual yang telah dijalankan akan berhasil. Karena penasaran, Malin pun menghubungi paranormal melalui telepon.
“Pak. Saya telah melakukan semua petunjuk yang bapak berikan, namun sampai saat ini tidak juga ada tanda-tanda kalau Rena akan menemui saya.” Kata Malin menyampaikan keluhannya.
“Tenang saja. Nanti kalau mencapai empat puluh hari, pasti ia akan menemui kamu.” Jawab seseorang di seberang sana.
Namun, sayang seribu sayang, kali ini pun Malin kembali menelan pil kegagalan yang sangat pahit dan menyesakan dada. Dengan beruntunnya kegagalan demi kegagalan, membuat Malin sadar akan sebuah takdir dan jodoh yang tidak dapat dipaksakan.
Sekalipun segala upaya telah dilakukan kalau belum jodoh, tetap saja terbentur pada tembok yang sangat kuat dan kokoh. Dan hanya segelintir orang saja yang berhasil memaksakan kemauannya. Itupun kalau lagi mujur dan dikabulkan oleh sang Pencipta Alam Semesta.
Mari kita bersikap realistis dan jangan menentang takdir. Sebab segala sesuatu yang dipaksakan juga tidak baik jadinya. Semoga tulisan ini dapat dijadkan pelajaran seperti kata pepatah di Minang, “Alam terkembang akan menjadi guru.”
Jumat, 23 November 2012
Cerita Mistik Gunung: Misteri Lenyapnya 4 Benua Dari Muka Bumi

Cerita Mistik Gunung: Misteri Lenyapnya 4 Benua Dari Muka Bumi

Sebuah benua yang hilang adalah daratan hipotetis yang karena alasan apapun, hari ini tidak dapat kita labuhi lagi. Sebuah contoh utama adalah Atlantis , yang menurut mitos Yunani, tenggelam ke dasar laut. Berikut adalah daftar empat benua hilang sama.

 
1. Benua Mu

Ketika wisatawan dan penulis Augustus Le Plongeon dieksplorasi reruntuhan Maya di Yucatan, ia mengaku telah diterjemahkan salah satu dari empat naskah kuno Maya yang dikenal. Menurut terjemahan, peradaban Maya jauh lebih tua dari orang-orang Mesir dan Yunani, dan bahwa naskah kuno juga mengatakan kepada sebuah benua bahkan lebih tua: Mu. Menurut Le Plongeon, Mu terletak di suatu tempat di Samudra Atlantik dan, sebanding dengan Atlantis, telah tenggelam oleh gempa bumi yang mengerikan. Pengungsi dari Mu kemudian akan membentuk Mesir sementara yang lain akan menjadi bangsa Maya.

Lain, sedikit lebih "di luar sana" teori disajikan oleh James Churchward tahun 1926. Dia menyatakan bahwa setelah menerjemahkan lebih dari dua ribu tablet, ia telah belajar bahwa Mu benar-benar ada di Samudra Pasifik dan rumah bagi lebih dari enam puluh juta orang tetap menjaga koloni di bagian lain dunia. Peradaban itu maju, mungkin yang paling canggih pada masanya. Namun, sekitar tiga belas ribu tahun yang lalu itu hancur dalam satu malam oleh aktivitas gunung berapi bawah tanah. Dia berpendapat bahwa peradaban yang kita anggap kuno induk dari semua pengungsi Mu karena mereka semua simbol umum digunakan untuk komunikasi. Terlebih lagi, ia menunjuk seni monolitik dan kehadirannya di seluruh dunia kuno sebagai bukti untuk klaim.

Ilmu, tentu saja, harus menolaknya karena ilmu pengetahuan harus menjadi downer banyak waktu. Kita tahu bahwa daratan yang cukup besar (setidaknya yang yang cukup dapat rumah enam puluh juta orang) hanya tidak itu tidak menghentikan orang percaya, meskipun "tenggelam.". Orang percaya modern mengklaim bahwa bukti dari Mu dapat ditemukan dari pantai Yonaguni Island, Jepang, di mana beberapa struktur dapat ditemukan di bawah air.

2. Benua Lemuria
Lemuria memiliki dasar tidak dalam tablet tanah liat, melainkan dalam hipotesis. Setelah menyadari bahwa fosil lemur dan hewan terkait dapat ditemukan di India dan Madagaskar namun di tempat lain di Afrika Selatan dari Timur Tengah, zooligist Philip Scatler mengusulkan bahwa Madagaskar dan India pernah bergabung dengan daratan, dalam hal ini sebuah benua yang lebih besar atau tanah jembatan.

Sebenarnya, Scatler bukan orang pertama yang mengusulkan ini. Banyak ahli zoologi (dan perlu diingat bahwa berbicara tentang tahun 1700-an dan 1800-sini, di mana membuat klaim omong kosong adalah credential hanya satu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ahli zoologi) mengusulkan hal yang sama persis. Mereka, bagaimanapun, tidak memikirkan nama imut untuk pergi dengan itu, tampaknya karena mereka tidak memiliki orang pemasaran yang solid. Tapi Scatler dipopulerkan gagasan dan segera ilmiah masyarakat memiliki kasus terminal Lemuriamania. Makalah mulai berteori bahwa benua itu sebenarnya membentang dari Samudra Pasifik untuk lebih menjelaskan distribusi spesies yang berbeda di seluruh dunia. Buku Kelangsungan Hidup Savage JH Moore pergi sejauh untuk mengklaim bahwa umat manusia mungkin telah berevolusi dari spesies yang hidup di Lemuria, meskipun bukti bahwa sekarang hilang ke laut.

Namun, inti dari Lumeria adalah bahwa ia pasti tenggelam ke dasar laut, yang ilmu adalah terlalu senang untuk memanggil susun. Namun, ada sesuatu untuk hubungan India-Madagaskar. Kedua negara pernah terhubung, tapi India memisahkan diri jutaan tahun yang lalu, terutama tanpa tenggelam.

3. Benua Thule

Yunani explorer Pytheas adalah orang pertama yang telah menulis tentang tanah Thule, sebuah utara pulau Britania. Menurut tulisan-tulisannya (yang hanya bertahan dalam bentuk fragmen direferensikan oleh sejarawan lain) itu berlayar enam hari dan merupakan utara terjauh dari pulau-pulau yang dikenal, menempatkannya di Lingkaran Arktik.

Pada saat yang paling orang tidak mengambil klaim Pytheas yang terlalu serius, karena ia memiliki reputasi untuk peregangan kebenaran hanya sedikit. Dokumen yang masih hidup paling referensi Thule langsung menolak gagasan ini dengan menegaskan bahwa Pytheas hanya membingungkan beberapa pulau kecil dan Inggris bahwa ia kemungkinan besar off dari meds nya.

Tidak seperti entri kami sebelumnya, tidak ada skenario kiamat awesome untuk Thule. Ini dianggap "hilang" karena jika Pytheas benar-benar menemukan sebuah pulau tak dikenal maka tentu tidak ada sekarang. Namun, diskusi yang paling modern pada subjek berpendapat bahwa ia mungkin telah merujuk ke Norwegia, Skandinavia atau bukan Islandia, jadi dia mungkin telah ke sesuatu jika ia memang tidak berbohong pantatnya off.

Tapi Nazi, pernah pemikir bebas, percaya bahwa Pytheas berbicara tentang sebuah negara yang tidak lagi ada. Terlebih lagi, itu adalah rumah asli dari ras Arya, orang-orang yang digambarkan sebagai raksasa-eqsue super dengan kekuatan gaib yang menempatkan teknologi modern untuk malu. Menurut legenda, seorang mesias akan datang dari Thule untuk menciptakan umat manusia. Kami yakin Anda tahu bagaimana cerita itu berakhir.

Harap dicatat kurangnya informasi utama yang berkaitan dengan Aryan super.

4. Benua Hyperborea
Entri lain dari Yunani kuno, referensi paling awal kita yang masih hidup ke tanah Hyperborea berasal dari 450 SM, meskipun referensi dibuat untuk setidaknya tiga karya hilang juga. Tanah itu diduga lebih jauh ke utara dari yang lain dan rumah bagi Hyperboreans, ras raksasa jelas dengan darah ilahi.

Dalam Hyperborea matahari bersinar dua puluh empat jam sehari dan menetapkan hanya sekali dalam setahun. Beberapa teks merujuk pada satu hari di benua yang berlangsung satu tahun dibandingkan dengan pengukuran standar kami waktu. Menambahkan lebih ke hal raksasa sihir aneh, Hyperboreans diduga hidup seribu tahun waktu mereka. Artinya, tiga ratus enam puluh lima hari mereka setara dengan satu tahun super. Ini umur konyol dikreditkan ke masyarakat yang sempurna mereka bebas dari kedua penyakit dan perang. Orang-orang hanya akan menggantung sepanjang hari membuat musik dan semacamnya.

Itulah yang masih ada dari apa yang kita ketahui dari mitos orang, di luar sebuah legenda saja. Satu menuduh bahwa tentara dari Atlantis telah merencanakan invasi besar-besaran dari Hyperborea tetapi mundur begitu mereka menyadari bahwa mereka ramah raksasa aneh. Lain klaim bahwa Perseus slayed Medusa di Hyperborea daripada Libya, yang semacam bertentangan benda masyarakat yang sempurna, tapi apa pun.

Keberadaan Hyperborea ditentang sepanjang jaman dahulu, meskipun ada beberapa bukti untuk mendukung bahwa itu didasarkan pada sebuah penemuan yang sebenarnya. Dua puluh empat jam sinar matahari dapat menempatkan pulau di suatu tempat di Lingkaran Arktik. Jadi Hyperborea dianggap Siberia atau mungkin jauh-utara jangkauan Cina. Sementara itu, Robert Charroux telah menyatakan bahwa Hyperboreans adalah astronot kuno yang memilih wilayah planet kita terdingin untuk menetap di karena lebih baik berkaitan dengan iklim planet mereka sendiri. Pikirkan ini apa yang akan Anda
Sabtu, 17 November 2012
Cerita Gunung Salak Bogor

Cerita Gunung Salak Bogor

Gunung Salak sejak jaman dahulu sudah sering dikunjungi oleh para pejiarah, dahulu terdapat patung pemujaan di puncak gunung Salak. Terdapat juga makam Embah Gunung Salak yang sering dikunjungi para pejiarah. Di kaki Gunung Salak banyak terdapat tempat-tempat keramat, makam keramat ada juga pura dengan sebutan Kuil Prabu Siliwangi . Pendakian terbaik dilakukan pada musim kemarau, karena pada musim penghujan jalur menjadi becek seperti rawa, licin sekali dan banyak lintah. Selain itu angin seringkali bertiup kencang.
Gunung ini dapat didaki dari beberapa jalur diantaranya jalur yang umum sering dipakai adalah jalur dari Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, dari Cangkuang ini ada dua jalur yakni jalur lama yang menuju puncak Gunung Salak 1 dan jalur baru yang menuju Kawah Ratu. Jalur yang penuh dengan nuansa mistik untuk berjiarah adalah jalur dari Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.
JALUR CANGKUANG CIDAHU
Wana Wisata Cangkuang Cidahu ini selain menjadi tempat perkemahan dengan pemandangan air terjun yang indah, sering digunakan para pengunjung untuk menuju ke Kawah Ratu. Dari Jalur ini pendaki juga dapat menuju ke puncak gunung Salak I. Dari Jakarta kita dapat menggunakan bus jurusan Sukabumi atau kereta api dari Bogor jurusan Sukabumi turun di Cicurug. Selanjutnya dari Cicurug disambung dengan mobil angkot jurusan Cidahu.
Di sekitar pintu masuk Wana Wisata ini terdapat tempat-tempat yang nyaman untuk berkemah, juga banyak terdapat warung-warung makanan. Untuk menuju ke air terjun kita harus turun ke bawah dari MCK di dekat pintu masuk pendaftaran. Untuk menuju ke Kawah Ratu diperlukan waktu sekitar 3-5 jam perjalanan, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak I diperlukan waktu sekitar 8 jam.
Dari Bumi perkemahan menuju Shelter I Jalur awal curam berupa batu-batuan yang ditata rapi. Kita mulai memasuki kawasan hutan tropis yang lebat dengan pohon-pohon yang besar, sekitar 1/2 jam kemudian kita akan menempuh jalur yang berfariasi, datar, naik dan turun.
Menuju Shelter II jalur mulai lembab dan basah, dimusim penghujan banyak terdapat pacet. Beberapa sungai kecil akan kita lewati, namun bila musim kemarau sungai ini akan kering. Kita akan menyusuri jalur yang banyak ditumbuhi pohon-pohon pisang, namun jangan berharap menemukan buah pisang yang matang karena daerah ini banyak di huni monyet. Bila hari menjelang sore kita akan menyaksikan monyet-monyet bergelantungan di sarang mereka disekitar jalur ini.
Di Shelter II ini terdapat tempat yang cukup luas untuk mendirikan tenda, dengan pemandangan hutan tropis yang masih lebat. Di dekat Shelter II ini terdapat sungai yang kering pada saat musim kemarau.
Menuju Shelter III kita akan melewati jalan-jalan yang becek, berlumpur dan banyak pacet terutama di musim hujan. Di beberapa tempat jalur berupa tanah licin yang curam, namun kita masih agak tertolong adanya akar-akar pohon. Shelter III tempatnya luas dan terdapat sungai yang jernih, di tempat ini pendaki dapat mendirikan tenda.
Untuk menuju Shelter IV jalur semakin curam terutama di musim hujan licin sekali karena berupa tanah merah. Di beberapa tempat kita akan melewati tempat-tempat becek yang kadang kedalamannya mencapai dengkul kaki. Jalur akan semakin parah pada saat musim hujan dan banyak sekali pacet. Kita akan melewati dua buah sungai yang jernih airnya, sebaiknya kita mengambil air bersih disini karena disini lah sumber air bersih terakhir terutama di musim kemarau.
Shelter IV berupa persimpangan jalan, untuk menuju ke Kawah Ratu ambil jalan ke kiri, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak ambil jalur ke kanan. Di shelter IV yang cukup luas ini pendaki juga dapat mendirikan tenda. Di sebelah kanan shelter IV terdapat sungai kecil yang kering dimusim kemarau.
MENUJU KAWAH RATU
Dari Shelter IV masih diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk menuju Kawah Ratu. Kawah ini terdiri 3 kawah; Kawah Ratu (paling besar), Kawah Paeh (kawah mati), Kawah Hurip (kawah hidup). Kawah Ratu termasuk kawah aktif dan secara berkala mengeluarkan gas berbau belerang.
Dianjurkan agar berhati -hati setibanya di kawasan Kawah Ratu, perhatikan jalan yang dilalui. Di kiri-kanan tampak letupan -letupan kecil kawah aktif yang bersuhu sangat panas. Kawah ratu berupa sungai dengan batu-batuan belerang yang menghasilkan panas, air yang mengalir terasa hangat ada juga yang sangat panas. Banyak wisatawan baik tua maupun anak-anak datang ketempat ini untuk mandi dan melumuri badan dengan belerang yang berkasiat menghilangkan penyakit kulit maupun memutihkan badan. Sebaiknya kita tidak berlama-lama di Kawah Ratu terutama di musim penghujan. Dilarang mendirikan tenda di Kawah Ratu dan tidak minum air Kawah Ratu yang sudah bercampur dengan air belerang.
MENUJU PUNCAK GUNUNG SALAK
Dari Shelter IV kita berbelok ke kanan setelah melewati sungai kecil kita akan bertemu dengan jalur lama di sebuah tempat yang agak luas. Untuk menuju ke puncak kita berjalan ke kiri mengikuti pagar kawat berduri. Jalur agak landai menyusuri punggung gunung yang becek dan di selimuti hutan lebat. Di sisi kiri dan kanan jalur ini banyak ditumbuhi pohon pandan yang daunnya berduri tajam menghalangi jalan, sehingga kita perlu agak hati-hati.
Di musim penghujan jalur ini sangat becek seperti rawa-rawa dan banyak pacet/lintah. Berhubung jalur ini jarang dilalui dan seringkali hilang tertutup pohon dan rumput sebaiknya membawa golok untuk membuka jalur. Setelah 1 jam melintasi rawa-rawa Jalur semakin curam melintasi akar-akar pohon dan bebatuan menyusuri sisi tebing yang sangat berbahaya. Jalur kadang sedikit menurun, agak landai, kemudian kembali menanjak tajam. 1 jam kemudian kita akan sampai di Shelter 3 jalur lama.
Dari Shelter 3 menuju Shelter 4 kita membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan melintasi akar-akar pohon, yang tertutup tanah lunak sehingga kaki bisa kejeblos. Bila angin bertiup kencang maka pohon-pohon akan bergoyang dan tanah yang kita injak pun akan bergoyang. Dari tempat ini kita dapat melihat Kawah Ratu dengan sangat jelas. Di sekitar daerah ini kadangkala kita akan mencium bau belerang yang berasal dari Kawah.
Jalur ini sangat sempit dengan sisi kiri kanan berupa jurang yang curam dan dalam. Jalur berfariasi sedikit turunan kemudian sedikit landai, lalu kita mulai mendaki punggung yang curam kembali. Shelter IV ada sedikit ruang untuk mendirikan 1 buah tenda kecil dengan sisi kanan berupa jurang. Bau belerang yang berasal dari Kawah Ratu kadang tercium ketika angin bertiup ke arah puncak gunung.
Sekitar 1 jam menuju Shelter 5 jalur sedikit menurun kemudian kembali menanjak tajam, menyusuri punggung gunung di antara akar-akar pohon-pohon. Kemudian kita akan memanjat tebing batu curam, kedua tangan kita harus mencari pegangan batu, sehingga semua barang bawaan harus diikat atau dimasukkan kedalam tas. Di Shelter 5 pendaki dapat mendirikan tenda, tempat ini agak luas sehingga bisa digunakan untuk mendirikan beberapa tenda.
Menuju Shelter 6 memerlukan waktu sekitar 1 Jam Jalur semakin curam dan berbahaya, jalur begitu sempit sehingga tidak ada tempat untuk beristirahat. Menuju Shelter 7 jalur semakin curam dan berbahaya kita perlu waktu sekitar 1 jam untuk mendaki punggung gunung yang semakin menanjak. Jalur kebanyakan melintasi akar-akar pohon sehingga bila angin bertipu kencang kita pun akan bergoyang-goyang sehingga menggetarkan jantung.
Dari Shelter 7 kita hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menuju puncak gunung Salak I, jalur sudah tidak terlalu curam lagi, masih melintasi akar-akar pohon dan batu-batuan berselimut tanah gembur.
Puncak gunung Salak I masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, tempat ini sangat luas dapat digunakan untuk mendirikan beberapa tenda. Terdapat beberapa makam kuno salah satunya makam Embah Gunung Salak. Terdapat juga sebuah pondok untuk beristirahat bagi para pejiarah, Air hujan dari pondok ini ditampung dalam sebuah bak penampungan, sehingga dapat digunakan oleh para pendaki dan para pejiarah. Angin kencang sering bertiup, terutama di musim penghujan.
Untuk mendaki gunung Salak sebaiknya dilakukan pada pertengahan musim kemarau, biasanya jalur tidak terlalu becek, kemungkinan hujan tidak turun, tidak ada pacet / lintah, angin tidak terlalu kencang. Di musim penghujan jalur tertutup tanaman harus membawa golok untuk membuka jalur terutama alang-alang dan daun pandan yang berduri tajam. Lakukan pendakian pada siang hari karena pendakian di malam hari sangat berbahaya berhubung banyaknya jalur-jalur yang sempit menyusuri jurang, juga banyaknya jalur yang memerlukan bantuan kedua tangan kita untuk berpegangan sehingga sulit memegang lampu senter.
JALUR CANGKUANG CIDAHU
Rute
1 Wanawisata Cangkuang Cidahu
2 Shelter 1 ( Jalur Baru )
3 Shelter 2 ( Jalur Baru )
4 Shelter 3 ( Jalur Baru ) tempat berkemah, ada sungai
5 Shelter 4 ( Jalur Baru ) tempat berkemah, ada sungai kecil
6 Kiri Ke Kawah Ratu / Kanan Ke Puncak Gunung Salak I
7 Shelter III ( Jalur Lama )
8 Shelter IV ( Jalur Lama )
9 Shelter V ( Jalur Lama )
10 Shelter VI ( Jalur Lama )
11 Shelter VII ( Jalur Lama )
12 Puncak Gunung Salak I
JALUR GIRI JAYA ( CURUG PILUNG )
Untuk menuju puncak Gunung Salak pendaki dapat melalui Jalur Giri Jaya dengan waktu tempuh sekitar 5 – 8 jam perjalanan. Jalur ini tepatnya berada di Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju desa Giri Jaya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan Ojek dari Cicurug dengan ongkos sekitar Rp. 7.500,- Atau pendaki dapat berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan. Tidak ada kendaraan umum yang menuju Giri Jaya sehingga tempat ini tidak begitu dikenal.
Sesampainya kita di pintu masuk Wana Wisata Curug Pilung, dengan berjalan kaki beberapa meter kita akan melihat gapura pintu masuk Pasareyan Eyang Santri. Kita akan melewati kompleks makam yang penuh suasana magis. Jalan setapak di kompleks Pasareyan Eyang Santri sangat bersih dan rapi. Makam keramat ini seringkali dikunjungi oleh para pejiarah dari luar Sukabumi.
Dari kompleks pasareyan Eyang Santri kita berjalan melalui rumah-rumah penduduk, kemudian akan sampai di kebun-kebun penduduk. Setelah berjalan sekitar 15 menit kita akan sampai disebuah tempat yang sering digunakan Eyang Santri untuk bertapa. Di pertapaan ini terdapat MCK, pendaki harus mengambil air bersih disini karena selebihnya hingga mencapai puncak tidak terdapat mata air. Terdapat Air terjun yang sangat indah di bawah pertapaan Eyang Santri, air terjun Curug pilung di atasnya lebar seperti danau, baru airnya tumpah membentuk air terjun. Para pendaki yang berkemah di sekitar tempat ini harus berhati-hati, karena sering diganggu oleh babi hutan. Biasanya para pendaki menginap di Pondok Pak Irwan. Pak Irwan sangat baik banyak membantu para pendaki yang kesasar turun melalui jalur ini setelah mendaki Gunung Salak.
Dari Pertapaan Eyang Santri jalur masih agak landai melewati pohon-pohon damar yang masih pendek, di siang hari sangat panas namun pemandangan sangat indah. Bila cuaca bagus kita dapat menyaksikan puncak Gunung Gede dan Pangrango dengan sangat jelas. Lereng-lereng Gunung Salak sangat indah sekali, banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan lebat. Kita mulai memasuki kawasan hutan tropis. Sekitar 1 jam perjalanan jalur masih agak landai melewati jalan air yang sempit dan licin. Di beberapa tempat banyak ditumbuhi pohon pisang dan pandan.
Jalur mulai menanjak curam melewati tanah yang lunak sehingga sangat licin, di musim penghujan jalur ini sangat licin sekali dan banyak terdapat pacet. Di sisi jalur juga sering kita jumpai pohon pandan dengan daun yang berduri tajam menghalangi jalur. Pendaki tidak akan menemukan tempat yang cukup luas dan kering untuk mendirikan tenda. Sekitar 3 hingga 4 jam perjalanan kita akan sampai di sebuah makam Pangeran Santri. Di sekitar makam keramat ini terdapat mushola dan sebuah pondok. Di belakang pondok terdapat bak penampungan air yang berasal dari pipa saluran air.
Dari makam Pangeran Santri ini jalur semakin curam melewati akar-akar pohon dan tanah, sekitar 2 jam perjalanan kita akan sampai di pertemuan jalur yang berasal dari Cangkuang, tepatnya di shelter VII.
Dari Shelter VII jalur sudah mulai agak landai melewati akar-akar pohon. Sekitar 1/2 jam kemudian kita akan sampai di puncak Gunung Salak I. Di puncak gunung Salak I ini terdapat makam Embah Gunung Salak yang nama aslinya Raden K.H. Moh. Hasan Bin Raden K.H. Bahyudin Braja Kusumah. Tidak jauh dari makam Embah Gunung Salak, terdapat makam kuno yang lain, yakni makam Raden Tubagus Yusup Maulana Bin Seh Sarip Hidayatullah.
1 Cicurug (Jakarta -Sukabumi)
2 Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu
3 Pertapaan Eyang Santri
4 Perkebunan Damar
5 Hutan
6 Makam Pangeran Santri
7 Shelter VII
8 Puncak Gn. Salak 1
JALUR GIRI JAYA ( CISAAT – CICURUG )
Untuk menuju ke desa Girijaya dari Jakarta naik bus (kereta) jurusan Sukabumi turun di Cicurug, kemudian disambung dengan menggunakan mobil angkot ke Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. yang hanya ada di pagi hari.
Pendakian di mulai dari gapura pintu masuk, menyusuri jalan berbatu. Di kiri kanan terdapat perkebunan, persawahan, dan pemukiman penduduk. Di sebelah kiri jalur terdapat sungai kecil yang sangat jernih, di sinilah pendaki harus mempersiapkan air untuk perjalanan karena di sepanjang perjalanan tidak terdapat mata air. Di depan mata kita nampak puncak gunung Salak dengan sangat anggunnya.
Dengan menyusuri punggungan bukit yang ditumbuhi semak-semak diselingi pohon jenis paku-pakuan kita bisa memandang lereng punggung gunung salak lainnya yang menjadi jalur Girijaya melalui Wana Wisata Curug Pilung. Dari kejauhan nampak pondok Irwan yang jauh dari pemukiman penduduk ditengah-tengah perkebunan damar. Tampak juga bangunan tembok berwarna putih yang kokon menjadi tempat bertapa Eyang Santri. Dibelakangnya tampak pula punggungan bukit yang membentuk jalur Cangkuang, Javana Spa nampak dari kejauhan berada ditengah-tengah rerimbunan kehijauan hutan tropis di lereng Gn. Salak.
Setelah berjalan sekitar 2 jam kita mulai memasuki kawasan yang ditumbuhi pohon-pohon besar. Beberapa pohon telah ditebangi sehingga apabila pohon-pohon besar di punggungan gunung ini habis dikawatirkan jalur pendakian ini akan menjadi terbuka dan panas. Selanjutnya kita melintasi kawasan hutan jalur agak sempit dan licin terutana di musim hujan. Jalur pendakian seringkali tertutup oleh daun-daun yang berguguran, sehingga tanah apalagi bekas tapak kaki kadangkala tidak terlihat. Untuk itu sebaiknya melakukan pendakian di siang hari, begitu juga untuk turun gunung sebaiknya dilakukan di siang hari.
Sekitar 3 jam perjalanan kita akan sampai di makam Kanjeng Pangeran Santri. Di sekitar kompleks Makam Keramat ini terdapat bangunan pondok untuk para pejiarah, juga terdapat Mushola dan bak penampungan air untuk keperluan sembahyang, masak, mandi, terdapat juga sebuah WC sederhana.
Dari makam Pangeran Santri ini jalur semakin curam melewati akar-akar pohon dan tanah, dengan menempuh waktu sekitar 2 jam perjalanan kita akan sampai di pertemuan jalur yang berasal dari Cangkuang, tepatnya di shelter VII.
Dari Shelter VII jalur sudah mulai agak landai melewati akar-akar pohon. Sekitar 1/2 jam kemudian kita akan sampai di puncak Gunung Salak I. Di puncak gunung Salak I ini terdapat makam Embah Gunung Salak yang nama aslinya Raden K.H. Moh. Hasan Bin Raden K.H. Bahyudin Braja Kusumah. Tidak jauh dari makam Embah Gunung Salak, terdapat makam kuno yang lain, yakni makam Raden Tubagus Yusup Maulana Bin Seh Sarip Hidayatullah.
1 Cicurug (Jakarta -Sukabumi)
2 Cisaat
3 Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu
4 Gapura pintu masuk Gn. Salak
5 Kebun dan Persawahan
6 Hutan
7 Makam Pangeran Santri
8 Shelter VII
9 Puncak Gunung Salak 1
PASIR RENGIT
Jalur pendakian dari Pasir Rengit, Cibatok ini untuk menuju ke Kawah Ratu medannya menanjak dan berbatu dengan air terjun Pasir Reungit di awal pendakian. Di rute ini bisa di jumpai dua kawah berukuran kecil, yakni kawah Monyet dan kawah Anjing. Pada musim hujan beberapa bagian medannya berubah menjadi saluran air alami.
Di sekitar desa Pasir Reungit terdapat Bumi Perkemahan dan tiga air terjun yakni, curug Cigamea satu, curug Cigamea dua, dan curug Seribu, yang dapat disinggahi sebelum ke Kawah Ratu.
Untuk menuju ke Pasir Reungit dari stasiun Bogor naik mobil angkot jurusan Bebulak. Kemudian dari terminal Bebulak disambung dengan mobil jurusan Leuwiliang, turun di simpang Cibatok. Dari Cibatok disambung lagi dengan mobil angkutan pedesaan ke Gunung Picung atau Bumi Perkemahan Gunung Bunder yang berakhir di Pasir Reungit.
Senin, 12 November 2012
Cerita Mistik Gunung Merapi : Lima Gunung Paling Angker di Indonesia

Cerita Mistik Gunung Merapi : Lima Gunung Paling Angker di Indonesia

Pertama-tama kita harus mengetahui, apakah angker itu? Secara psikologi angker bisa berarti tampak seram dan tidak semua orang dapat menjamahnya karena dianggap “berhantu” atau bisa berarti juga tampak menyeramkan dan menakutkan.

Tidak seperti di “dunia barat” yang semuanya berdasarkan fakta keilmuan atau science, disebagian negara di dunia masih percaya akan keberadaan hantu atau keberadaan dimensi lain yang kasat mata dan belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Ya karena tak semua hal di jagat raya ini dapat dibuktikan secara ilmiah atau secara keilmuan.

Hutan tropis Gunung Halimun Jabar


Tempat-tempat angker banyak dan terdapat dimana-mana, menyebar diseluruh belahan dunia ini. Termasuk ditempat yang jarang dikunjungi atau keberadaanya jauh dari perkotaan dan keramaian, salah satunya adalah gunung.

Gunung angker selalu menakutkan salah satunya yang menjadi korban gunung angker adalah pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak pada tahun 2011 dan masih menjadi misteri apa penyebab pesawat terbaru dan canggih btana Russia itu sampai jatuh dengan sebab yang masih misterius.

Hingga ada dugaan bahwa pesawat Sukhoi superjet itu jatuh dikaitkan keangkeran dari Gunung Salak yang memancarkan aura mistis. Wow!

Aura mistis sangat kental tak hanya ada di kawasan Gunung Salak, namun masih ada beberapa Gunung lagi yang dianggap angker dan memacarkan aura mistis oleh masyarakat. Mau tahu gunung apa aja itu simak 5 Gunung paling angker di Indonesia berikut ini :

1. Gunung Salak, Jawa Barat (satellite view)
Gunung yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 ini dikenal sebagai tempat yang menyimpan banyak misteri. Pesawat Sukhoi yang jatuh pada 9 Mei 2012 bukanlah pesawat pertama yang jatuh di gunung ini. Sebelumnya, sudah ada enam kali pesawat jatuh di kawasan Gunung Salak. (baca: Misteri Gunung Salak Dan Beberapa Kecelakaan Pesawat)

Gunung Salak, Jabar

Gunung yang menjadi wisata pendakian ini juga kerap menuai kisah misteri dari para pendakinya.

Banyak pendaki yang mendengar suara gamelan atau bahkan hingga melihat penampakan mahluk halus saat mendaki Gunung Salak. Bahkan, tidak sedikit pendaki yang hilang di Gunung Salak.

Selain pendakian, tempat wisata lain di Gunung Salak juga dianggap mistis, contoh Kawah Ratu dan Curug Seribu yang juga banyak menelan korban.

Tak sedikit wisatawan tewas karena keracunan belerang di Kawah Ratu atau tenggelam saat berenang di kolam Curug Seribu. Hal ini mengundang banyak cerita misteri di Gunung Salak.

2. Gunung Halimun, Jawa Barat (satellite view)
Gunung Halimun adalah gunung tak aktif, namun gunung dengan kompleks pegunungan yang luas ini merupakan gunung yang terletak di antara Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Lebak. Gunung dengan ketinggian sekira 1.925 mdpl ini dikelilingi oleh Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Di sebelah timur gunung ini terdapat Gunung Salak.

Gunung Halimun, Jawa Barat

Di wilayah sekitar Halimun Bogor dan sekitarnya ada benteng-benteng milik Prabu Siliwangi yang katanya tak kelihatan, pusat kerajaan ada di Gunung Salak, sebenarnya ini sudah menjadi rahasia umum.

Catatan sejarah soal Kerajaan Siliwangi pasca kehancurannya setelah diserang Kesultanan Banten pada 1620-an.

Konon, ratusan macan gembong atau harimau bertempat tinggal di sebuah bangunan dekat Kebun Raya Bogor sekarang. Selain itu, ditemukan rawa berisi badak di sekitar Sawangan.

Prabu Siliwangi
Tempat ini dahulunya dinamakan Rawa Badak, dimana di bagian ujungnya ditemukan situs parit dan bekas tembok keraton yang dijadikan sarang macan.

Kini, sarang macan ini dikenal pertigaan beringin di Sawangan. Selain catatan-catatan arkeologi, ada catatan mistis tentang segitiga Bogor.

Sisa-sisa dari Laskar Perang Bubat melarikan diri ke Gunung Salak, sementara sisa-sisa dari punggawa Siliwangi yang diserang Banten lari ke Gunung Halimun.

Tempat dimana seringnya pesawat menghilang ini mirip Segitiga Bermuda dan Segitiga Formosa.

Gunung Halimun dan Gunung salak mirip Gunung Lawu yang disucikan Majapahit; tak boleh ada yang melintasi diatasnya, katanya burungpun bisa mati bila melewati satu titik tanah yang sakral.

3. Gunung Lawu, perbatasan Jawa Tengah & Jawa Timur (satellite view)
Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api “istirahat” dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi.

Gunung Lawu, perbatasan Jawa Tengah & Jawa Timur

Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air dan belerang.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, yakni Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan.

Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit, yakni Candi Sukuh dan Candi Cetho.

Puncak Gunung Lawu

Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran, yaitu Astana Girilayu dan Astana Mangadeg.

Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, pemakaman untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Gunung Lawu menyimpan sejumlah teka-teki yang hingga kini masih menjadi misteri, terutama pada tiga puncak utamanya yang menjadi tempat penuh mitos bagi masyarakat Jawa.

Puncak Hargo Dalem diyakini sebagai tempat pemusnahan diri Raja Majapahit Prabu Brawijaya Pamungkas.

Sementara, Harga Dumilah merupakan lokasi penuh misteri yang menjadi tempat olah batin dan bersemedi.

Gunung Lawu disebut-sebut sebagai pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa, yang bertalian erat dengan budaya dan tradisi Keraton Yogyakarta.

Tak heran, setiap orang yang hendak melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu harus memahami dan mematuhi segala larangan.

Jika melanggar, maka orang tersebut diyakini akan celaka saat mendaki Gunung Lawu.

4. Gunung Ceremai, Jawa Barat (satellite view)
Gunung Ceremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki kawah ganda.

Gunung Ceremai, Jawa Barat

Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 meter.

Pada ketinggian sekira 2.900 meter dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.

Gunung Ciremai dengan jalur mautnya dan seringnya jatuh korban dari para pendaki ternyata menimbulkan berbagai kisah menyeramkan.

Beberapa kawasan di gunung ini diceritakan memiliki aura mistik yang kental. Salah satunya situs Kuburan Kuda, yang merupakan kuburan kuda tentara Jepang di masa penjajahan. Jika melewati daerah ini sering terdengar ringkikan kuda tanpa ada wujudnya.

Petunjuk jalan ke Kuburan Kuda di Gunung Ceremai

Ada pula Situs Papa Tere, yang dianggap angker karena pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak oleh ayah tirinya.

Situs Sangga Buana dan Pengasungan juga dikabarkan angker karena sering terdengar derap langkah kaki para serdadu Jepang.

Menurut cerita, tempat ini dulunya menjadi tempat pembuangan tawanan perang dari Indonesia.

5. Gunung Merapi, Yogyakarta (satellite view)
Gunung Merapi adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gunung Merapi pasca letusan

Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat.

Selain itu, Gunung Merapi juga dipercaya sebagai tempat keraton makhluk halus.

Panembahan Senopati pendiri kerajaan Mataram memperoleh kemenangan dalam perang melawan kerajaan Pajang dengan bantuan penguasa Merapi.

Gunung Merapi meletus hingga menewaskan pasukan tentara Pajang, sisanya lari pontang-panting ketakutan.

Puncak kawah Merapi

Penduduk yakin bahwa Gunung Merapi selain dihuni oleh manusia juga dihuni oleh makhluk- makhluk lainnya yang mereka sebut sebagai bangsa alus atau makhluk halus.

Tempat-tempat yang paling angker di Gunung Merapi adalah kawah Merapi sebagai istana dan pusat keraton makhluk halus Gunung Merapi.

Di bawah puncak Gunung Merapi ada daerah batuan dan pasir yang bernama “Pasar Bubrah” yang oleh masyarakat dipercaya sebagai tempat yang sangat angker.

“Pasar Bubrah” tersebut dipercaya masyarakat sebagai pasar besar Keraton Merapi dan pada batu besar yang berserakan di daerah itu dianggap sebagai warung dan meja kursi makhluk halus.
Selasa, 06 November 2012
Tentang Gunung Salak

Tentang Gunung Salak

Gunung Salak merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini mempunyai beberapa puncak, di antaranya Puncak Salak I dan Salak II. Letak astronomis puncak gunung ini ialah pada 6°43' LS dan 106°44' BT. Tinggi puncak Salak I 2.211 m dan Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
Secara administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani KPH Bogor, namun sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, kini bernama Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Vulkanologi dan geologi

Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.
Menurut Hartman (1938) Gunung Salak I merupakan bagian gunung yang paling tua. Disusul oleh Gunung Salak II dan kemudian muncul Gunung Sumbul. Sedangkan Kawah Ratu diperkirakan merupakan produk akhir dari Gunung Salak. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup masih merupakan bagian dari Kawah Ratu.

Jalur pendakian

Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur pendakian. Puncak yang paling sering didaki adalah puncak II dan I. Jalur yang paling ramai adalah melalui Curug Nangka, di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada puncak Salak II.
Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug. Salak I bisa juga dicapai dari Salak II, dan dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus.
Jalur lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder.
Selain itu Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang kita temukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu, beruntung di puncak Gunung ( 2211 Mdpl ) ditemukan kubangan mata air.Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.

Tutupan hutan

Hutan-hutan di Gunung Salak terdiri dari hutan pegunungan bawah (submontane forest) dan hutan pegunungan atas (montane forest).
Bagian bawah kawasan hutan, semula merupakan hutan produksi yang ditanami Perum Perhutani. Beberapa jenis pohon yang ditanam di sini adalah tusam (Pinus merkusii) dan rasamala (Altingia excelsa). Kemudian, sebagaimana umumnya hutan pegunungan bawah di Jawa, terdapat pula jenis-jenis pohon puspa (Schima wallichii), saninten (Castanopsis sp.), pasang (Lithocarpus sp.) dan aneka jenis huru (suku Lauraceae).
Di hutan ini, pada beberapa lokasi, terutama di arah Cidahu, Sukabumi, ditemukan pula jenis tumbuhan langka yang bernama Rafflesia rochussenii yang menyebar terbatas sampai Gunung Gede dan Gunung Pangrango di dekatnya.
Pada daerah-daerah perbatasan dengan hutan, atau di dekat-dekat sungai, orang menanam jenis-jenis kaliandra merah (Calliandra calothyrsus), dadap cangkring (Erythrina variegata), kayu afrika (Maesopsis eminii), jeunjing (Paraserianthes falcataria) dan berbagai macam bambu.

Margasatwa

Aneka margasatwa ditemukan di lereng Gunung Salak, mulai dari kodok dan katak, reptil, burung hingga mamalia.
Hasil penelitian D.M. Nasir (2003) dari Jurusan KSH Fakultas Kehutanan IPB, mendapatkan 11 jenis kodok dan katak di lingkungan S. Ciapus Leutik, Desa Tamansari, Kab. Bogor. Jenis-jenis itu ialah Bufo asper, B. melanostictus, Leptobrachium hasseltii, Fejervarya limnocharis, Huia masonii, Limnonectes kuhlii, L. macrodon, L. microdiscus, Rana chalconota, R. erythraea dan R. hosii. Hasil ini belum mencakup jenis-jenis katak pohon, dan jenis-jenis katak pegunungan lainnya yang masih mungkin dijumpai. Di Cidahu juga tercatat adanya jenis bangkong bertanduk (Megophrys montana) dan katak terbang (Rhacophorus reinwardtii).
Berbagai jenis reptil, terutama kadal dan ular, terdapat di gunung ini. Beberapa contohnya adalah bunglonBronchocela jubata dan B. cristatella, kadal kebunMabuya multifasciata dan biawak sungaiVaranus salvator. Jenis-jenis ular di Gunung Salak belum banyak diketahui, namun beberapa di antaranya tercatat mulai dari ular tangkai (Calamaria sp.) yang kecil pemalu, ular siput (Pareas carinatus) hingga ular sanca kembang (Python reticulatus) sepanjang beberapa meter.
Gunung Salak telah dikenal lama sebelumnya sebagai daerah yang kaya burung, sebagaimana dicatat oleh Vorderman (1885). Hoogerwerf (1948) mendapatkan tidak kurang dari 232 jenis burung di gunung ini (total Jawa: 494 jenis, 368 jenis penetap). Beberapa jenis yang cukup penting dari gunung ini ialah elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan beberapa jenis elang lain, ayam-hutan merah (Gallus gallus), Cuculus micropterus, Phaenicophaeus javanicus dan P. curvirostris, Sasia abnormis, Dicrurus remifer, Cissa thalassina, Crypsirina temia, burung kudaGarrulax rufifrons, Hypothymis azurea, Aethopyga eximia dan A. mystacalis, serta Lophozosterops javanica.
Sebagaimana halnya reptil dan kodok, catatan mengenai mamalia Gunung Salak pun tidak terlalu banyak. Akan tetapi di gunung ini jelas ditemukan beberapa jenis penting seperti macan tutul (Panthera pardus), owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata) dan trenggiling (Manis javanica).
Breaking News
Loading...
Kirim Iklan
Press Esc to close
Copyright © 2013 Kisah-Kisah Misteri Dan Mistik All Right Reserved